Saturday, May 7, 2011

Buah Merah Papua

Buah Merah Papua “Pandanus conoideus lam” tidak pelak lagi menjadi primadona ajang Indonesian Herbal Fair 2005 yang berlangsung bersamaan pada saat libur 11-12-13 Maret di ibu kota. Pameran terbilang cukup sukses jika menilik kehadiran banyaknya pengunjung dan dukungan partisipasi instansi pemerintah. Maraknya peserta pameran yang hampir mencapai jumlah 100 stand pun dapat dianggap menjadi keberhasilan tersendiri hingga pantas jika penyelenggara berencana akan menjadikan expo sebagai ajang kegiatan tahunan.

Pembukaan resmi pada hari pertama dihadiri oleh Kepala BPOM Badan Pengawas Obat dan Makanan Dr. Sampurno yang membuka acara seminar bertema “Obat Herbal Indonesia, Aman, Efektif dan Berkualitas”.

Kemunculan Buah Merah Papua dalam pameran di ibu kota untuk pertama kalinya sebenarnya berlangsung saat Agro and Food Expo 2002 di JHCC Jakarta dalam rangka menyambut program Tahun Hortikultura Nasional awal Mei 2002. Saat ini publikasi tentang khasiat Buah Merah Papua sebagai obat multi-guna -yang bahkan diperkirakan ampuh dalam melawan penyakit HIV-Aids dan kanker- tengah meluas dan amat menarik minat publik.

Sesungguhnya fenomena tingginya minat publik atas obat herbal agaknya sejalan dengan trend dunia yang cenderung gandrung akan pola hidup “kembali ke alam” atau “back to nature” dekade belakangan ini. Selain itu sebagian masyarakat berupaya mencoba mencari alternatif obat berbahan ramuan tanaman/herbal tradisional yg berharga lebih murah dibanding dengan obat kimiawi buatan pabrik farmasi.Heboh Buah Merah Papua berlanjut tersendiri lewat acara seminar sehari “Pro Kontra Khasiat Buah Merah Papua” oleh peneliti pertama khasiat Buah Merah Papua Drs. Budi Made MSc di Jakarta Maret dan medio April 2005. Dapat disimpulkan bahwa kalangan masyarakat luas benar-benar berkepentingan agar penelitian akan khasiat Buah Merah Papua menjadi program prioritas yang amat mendesak. Penelitian yang amat pantas menjadi prioritas teratas dalam program RUT -Riset Unggulan Terpadu penelitian obat herbal nasional pada tahun mendatang.

Seperti diungkapkan kepala BPOM penelitian obat herbal nasional -tahun 2005 mencakup 19 tanaman berkhasiat obat- dilaksanakan oleh pusat penelitian di beberapa Universitas ternama nasional, adalah program tahunan yg memang diarahkan guna menghasilkan jenis obat herbal baru yang dapat diproduksi massal oleh industri farmasi nasional berbasis herbal.

Dalam waktu dekat setidaknya masyarakat memerlukan kejelasan tentang standard minimal pengolahan sari Buah Merah Papua yg memenuhi syarat sebagai suplemen penguat daya tahan tubuh: semacam standar mutu SNI. Sampai saat ini dari sekitar belasan merk yg beredar di pasaran ternyata hanya 5 merk saja yg terdaftar di Balai POM Departemen Kesehatan. Riset pengujian khasiat Buah Merah Papua sebagai obat multi-guna akan memerlukan waktu yang masih panjang.

Jika membandingkan bahwa riset khasiat mengkudu/buah noni “morinda citrifola” -tanaman asli asal Indonesia- butuh waktu puluhan tahun lebih riset intensif dari berbagai pelosok dunia untuk dapat sampai pada kesimpulan, bahwa buah mengkudu memang berkhasiat untuk mengobati, a.l: pencegahan radikal bebas pembentuk terjadinya sel kanker, kholesterol, diabetes, Jantung koroner, anti biotik/ anti-infeksi, dll. Pusat riset terkemuka tentang mengkudu berada a.l. : Tokyo Noni Research Center – Jepang, Universitas Hawaii – AS dan beberapa pusat riset universitas di Perancis.

Zaitun -buah yg minyaknya “olive oil” dikonsumsi bangsa Yunani sebagai suplemen kesehatan sejak zaman kuno pra-Masehi- pun baru saja beberapa bulan y.l. diakui oleh FDA -badan semacam BPOM di AS- sebagai berkhasiat obat guna mengurangi resiko penyakit jantung dan kanker payudara. Kandungan tocopherol dan phenol pada olive oil juga diakui dapat mencegah terbentuknya sel-sel radikal bebas yg erat berkaitan dengan munculnya penyakit kanker dan penyakit degeneratif lainnya.

Penelitian awal Buah Merah Papua menunjukkan kandungan tocopherol yg amat tingggi selain membuktikan bahwa “minyak” atau larutan sari buah mengandung berbagai asam lemak tak jenuh yg dikenal bermanfaat baik guna meningkatkan HDL dalam tubuh dan sebaliknya menurunkan LDL atau “bad cholestrol”. Akan menjadi ironi menyedihkan jika terjadi bahwa khasiat lengkap sari Buah Merah Papua lebih dahulu diungkapkan oleh ilmuwan Asing yang bisa jadi amat berkepentingan terutama dalam upaya riset menemukan obat atau zat penangkal penyakit HIV-Aids.

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

 

Hidup Sehat